Menikah? Siapa Takut!!!
ini adalah resume dari hasil seminar pra-nikah yang diadain sama himpunan mahasiswa muslim pascasarjana ui di engineering center ftui hari sabtu, 12 oktober 2019. sebenernya ga ada kewajiban peserta harus bikin catetan atau sebagainya. gua ngide aja, sekalian murojaah. biar ga mubazir, ilmu semulia ini masa mau dibiarin gitu aja. ya barangkali ada readers yang membutuhkan tulisan ini, kan jadi amal jariyah buat kita semua yang terlibat. selamat menikmati!
pemateri:
1. Ustaz M. Syukron Muchtar, Lc - Pembina Brother Fillah
2. Ustazah Ita Roihanah, ST. MT. - Co-Founder Bride Talk
· Start with Why?
Hal mendasar yang harus diselesaikan sebelum melakukan sesuatu adalah memulainya dengan sebuah alasan. Kenapa kita melakukan hal ini? Alasan kenapa seorang manusia harus menikah?
1. Syariat (perintah) Allah
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…” [An-Nuur/24: 32].
Read more https://almanhaj.or.id/3565-anjuran-untuk-menikah.html
Indah banget Allah memerintahkan manusia untuk menikah dengan jaminan kemampuan dan kecukupan dari-Nya. Maka kayanya ga ada lagi alesan takut nikah karena ga punya modal, belum cukup materi, takut ga bisa ngidupin, padahal Allah sendiri yang jamin.
2. Sunnah Rasul
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ، فَقَدِ اسْـتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْـنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِيْمَـا بَقِيَ.
“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk separuh yang tersisa.”[1]
Selama seorang jomblo masih tetap dalam statusnya, maka agamanya belum sempurna, haduh. Siapa sih orang yang mau setengah-setengah? Semuanya pasti pengen dapet yang penuh kan, dan menikah adalah penyempurna agama kita.
3. Melanjutkan Keturunan
Jelas banget kalo untuk alasan yang ini. Manusia sebagai makhluk hidup harus melanjutkan keturunannya agar tetap lestari. Satu-satunya cara melanjutkan keturunan yang sah adalah melalui pernikahan.
4. Memenuhi Fitrah Manusia
Masih dalam bahasan manusia sebagai makhluk hidup. Kita juga memiliki nafsu dan kebutuhan biologis yang harus dipenuhi/disalurkan. Lagi-lagi satu-satunya cara untuk memfasilitasi hal itu adalah melalui pernikahan. Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya memiliki kebutuhan yang sama.
5. Menjaga Diri dari Kemaksiatan
Wahai para jomblo.. apakah kalian yakin dengan tidak menikah, kebutuhan kalian bisa terpenuhi? Ya nggaklah. Untuk menghindari hal-hal buruk tersebut, menikah menjadi solusi. Nafsu dan hasrat anak muda kaya kita-kita itu susah banget dikontrol, jika tidak ditangani dengan baik, khawatir akan menjerumuskan kita ke penyimpangan seksual seperti kecanduan pornografi yang berujung onani/maturbasi, yang lebih kacau lagi kalo sampe ke tahap zina. Naudzubillah..
· Adakah Usia Ideal Menikah?
ADA!!! Kapan? Hanya diri kita yang bisa memastikan. Dari uraian kedua narsum dapat dismpulkan:
· Menikah bukan tentang kuantitas (umur, angka, perhitungan) tapi tentang kualitas (kesiapan, ilmu, wawasan).
· Usia ideal menikah juga bukan tentang “di usia berapa”, tapi seberapa siapkah seseorang. Mungkin ada orang yang usianya baru 17 tahun, tapi dia sudah matang dari segi fisik, psikis, ilmu, dan materi, maka bisa dikatakan dia sudah siap menikah. Atau ada seseorang yang sudah menginjak kepala 3, tapi dia belum selesai dengan urusan pribadinya, masih ketergantungan kepada orang lain, belum mengenal siapa dirinya, maka orang ini belum bisa dikatakan siap menikah. Jadi, kapan usia ideal menikah? Tiap orang punya waktu idealnya sendiri. Tidak ditentukan dengan parameter usia sekian, tapi dari kesiapan dirinya.
· Persiapan Sebelum Menikah
1. Ilmu yang Memadai
Kalo kata imam bukhari “berilmu sebelum berbicara dan beramal”. Gua sendiri jadi yang paling getol belajar ilmu ini. Bodoamat kanan-kiri ada yang ngebully kebelet nikah. Bagi gua, ga ada salahnya kita kuasain sesuatu sebelum kita melakukannya.
Ilmu yang dimaksud ya ilmu tentang pernikahan. Dari mulai syarat nikah, rukun nikah, hak dan kewajiban suami/istri, ilmu manajemen rumah tangga, ilmu parenting, dsb, dsb. Kan enak kalo dari jauh-jauh hari kita udah khatam berbagai ilmu di atas, kalo waktunya udah siap, tinggal gaspol ucap akad.. hehe
2. Materi yang Cukup
Ketika bahas ini, please jangan diasumsikan materi itu sebuah hal yang mutlak. Karena materi yang dimaksud di sini itu relatif. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi individunya.
Misal modal nikah 200 jt. Angka tersebut terbilang sedikit, bagi mereka yang penghasilannya ber-M M. Dan terbilang banyak bagi mereka yang penghasilannya hanya belasan juta per bulan.
Jadi, mari kita open minded. Jangan pernah sama ratakan kata cukup. Jika kita mampu modal nikah di angka puluhan juta, ya memang segitulah angka rasional bagi kita para fresh graduate. Ga perlu ikutin kata orang nikah harus mewah, modalnya beratus juta, pasca nikah biayanya melonjak, dsb, dsb. Yakin aja sama Allah, bahwa Allah yang akan cukupkan. (An Nur:32)
3. Fisik Berstamina
Seleksi masuk sekolah kedinasan aja dicek kesehatannya, apalagi NIKAH! Point ini jelas sih. Pernikahan selain soal hati dan perasaan, fisik juga punya peran penting. Dinamika seperti hubungan suami-istri, ayah sebagai kepala keluarga, ibu sebagai manajer rumah tangga, memiliki prasyarat fisik yang harus dipenuhi. Ketika Anda udah punya keinginan yang kuat, materi yang cukup, ilmu yang memadai, tapi fisiknya ga support, maka kesiapannya belum 100%.
Setelah tau kondisi ini, penting rasanya buat kita selagi di usia muda untuk merawat tubuh sebaik mungkin. Jaga pola makan, rutin berolahraga, istirahat yang cukup, harus mulai dibiasakan untuk bersiap diri sebelum menikah. Jika diperlukan, ajak calon pasangan untuk cek kesehatan sebelum menikah. Tujuannya agar pernikahan lebih harmonis saat keduanya bisa saling memahami latar belakang dan kondisi fisik masing-masing.
4. Mental Kuat
Selain fisik, satu hal lagi yang harus selesai, yaitu mental. Bagaimana mungkin kita bisa hidup dengan seseorang yang berbeda perangai, watak, dan kebiasaannya, sedangkan kita masih belum selesai dengan diri sendiri. Masih ragu dalam memutuskan, tidak jujur kepada diri sendiri, bahkan buruk dalam self management.
Mental ini harus dibangun sedini mungkin. Bagi laki-laki yang akan menjadi suami dan ayah, harus punya sifat tahan banting, militan, leadership dan tidak mudah menyerah dalam memimpin keluarganya kelak. Pun untuk perempuan yang akan menjadi istri sekaligus ibu, ia harus bisa menjadi partner dan supporting system yang baik bagi suami, manajemen rumah tangga yang andal, dan ilmu parenting terbaik bagi anak-anaknya kelak.
· Visi dan Misi Pernikahan
Visi dalam konteks pernikahan dapat dipahami sebagai cita-cita dan harapan dari keluarga yang akan dibangun.
Sedangkan misi adalah cara dan metode yang digunakan untuk mewujudkan visi tersebut.
Logika sederhana penerapan visi-misi dalam pernikahan. Sekarang bayangkan dua buah tempat keramaian. Pertama adalah stadion bola, bayangkan saja dibenak Anda terlintas Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dan tempat kedua adalah pasar. Bayangkan saja pasar Tanah Abang.
Persamaan dari kedua tempat tersebut adalah sama-sama pusat keramaian dan tempat berkumpulnya orang, baik orang tersebut saling mengenal maupun tidak.
Sedangkan perbedaannya adalah; orang-orang yang pergi ke stadion memiliki tujuan yang sama, yaitu mendukung timnya agar menang. Walaupun tiap supporter berasal dari beragam daerah, latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda, tapi mereka tetap memiliki kesamaan visi/tujuan. Kesamaan tujuan tersebut diimplementasikan dalam euforia seperti menggunakan atribut tim, menyanyikan yel-yel bersama, chants dan koreografi, dan bentuk aktivitas bersama lainnya.
Sekarang mari kita bahas pasar. Orang-orang yang pergi ke pasar juga berasal dari berbagai daerah dan memiliki latar belakang yang beragam. Orang-orang tersebut memiliki tujuan masing-masing dalam kepergiannya ke pasar. Ada yang berniat membeli alat kebersihan, belanja bulanan, beli beras, borong makanan, jual emas, dsb, dsb. Walaupun mereka beraktivitas di tempat yang sama, tapi tiap individu memiliki visi/tujuan yang berbeda.
Begitu pun dalam keluarga. Apakah Anda akan membangun keluarga seperti supporter yang pergi ke stadion, atau orang-orang yang pergi ke pasar?
Keluarga ideal adalah keluarga yang bisa menjadi wadah bagi tiap individu untuk berkembang dan mencapai visi bersama. Jangan sampai keluarga seperti pasar. Tempat orang berkumpul dan beraktivitas, namun hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Ayah beristirahat di rumah setelah lelah bekerja, anak tidur di kamar setelah sepanjang hari bersekolah, ibu kecapean setelah seharian mengurusi rumah, dsb, dsb. Tidak ada sinergi dan teamwork di dalamnya.
Walaupun berbeda peran, aktivitas dan kesibukan, tiap anggota keluarga harus bekerja sama dalam mewujudkan visi tersebut. Ayah mencurahkan kasih sayangnya kepada istri dan anak, ibu memberikan pelayanan terbaik kepada keluarga, serta anak membantu ibu dan ayah di rumah. Ketika semua anggota dapat bersinergi, maka muncul keluarga yang harmonis. Sakinah, mawaddah, warahmah.
· Sumber Visi Misi Pernikahan
Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana seseorang dapat merumuskan visi misi pernikahannya, dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1. FoR
Frame of Reference. Dapat diartikan sebagai sudut pandang seseorang yang dipengaruhi oleh sumber/referensi informasi yang ia dapatkan sehari-hari. Seperti: buku yang dibaca, film yang ditonton, tokoh/publik yang dijadikan contoh, following di ig, channel yang diikuti di youtube, topik pembicaraan yang sering diobrolkan, dengan siapa kita sering berbicara, pasangan panutan dalam pernikahan, dsb, dsb.
2. Nasab
Nasab dalam artian keluarga/keturunan. Keluarga berperan dalam membentuk karakter dan mindset seseorang. Dari keluarga juga kita mendapat pendidikan pertama tentang nilai dan tata krama. Hal ini tentu sangat berpengaruh dalam pembentukkan mindset dan pola pikir seseorang.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah norma-norma yang berlaku di keluarga, seperti ada keluarga jawa yang mengharuskan menikah hanya dengan orang jawa, ada keluarga polisi yang hanya ingin menerima mantu dari kalangan militer saja. Hal seperti di atas tentu akan menentukan dalam penyusunan visi misi pernikahan seseorang.
3. Syakilaah
Arti syakilaah adalah karakter diri dan pembawaan. Karakter terbentuk dari kebiasaan, kebiasan adalah tindakan yang dilakukan secara berulang. Kebiasaan diinisiaikan oleh pikiran. Pikiran amat dipengaruhi oleh perasaan, dan perasaan bergantung pada spiritual. Kesimpulan: spiritual mempengaruhi karakter, dan pada endingnya, karakter tersebut yang akan mempengaruhi nasib kita.
(disadur dari Nasrullah. 2016. Rahasia Magnet Rezeki. Jakarta. Elex Media Komputindo)
4. FoE
Frame of Field/Experience. Dapat diartikan sebagai sudut pandang seseorang yang didapatkan dari pengalaman dan kisah hidup yang pernah dialaminya. Semakin kaya pengalaman hidupnya, maka semakin dewasa mindset serta responnya terhadap suatu masalah. FoE ini dapat dijabarkan seperti: kondisi keluarga, lingkungan tempat tinggal, latar belakang pendidikan, circle pergaulan, keaktifan berorganisasi, masalah yang pernah dihadapi, dsb, dsb.
5. Hasab
Hasab dapat didefinisikan sebagai prestasi, potensi dan nilai kebaikan yang dibawa keluarga. Seperti: ada keluarga yang tidak betah melihat ruangan berantakan dan ada keluarga yang santuy life dengan kondisi tersebut. Ada keluarga yang teratur dengan timeline dan target yang disusun dan ada keluarga yang skuy living dengan hidup, mengalir saja. Hal-hal demikian akan berpengaruh pada mindset dan value seseorang.
6. Passion
Kegemaran, minat, bakat, dan harapan seseorang juga dapat mempengaruhi visi misi pernikahan. Menjalankan hobi seperti apa, aktif di ekstrakulikuler bidang apa, berorganisasi di organisasi apa, jago/expert di bidang apa, menghabiskan sebagian besar waktu untuk apa, adalah pertanyaan yang dapat menjawab passion seseorang.
· Parameter Siap Menikah
1. Internal :
- Ruhiyah baik
- Cerdas finansial (laki-laki: kemampuan mencarti nafkah, perempuan: kemampuan mengeloa harta)
- Kematangan mental
- Cerdas emosi
- Bekal ilmu cukup
- Fisik yang sehat dan bugar
2. Eksternal
- Kesiapan Diri
Tanya kepada orang-orang terdekat, curhat, menurutnya apakah kita sudah siap menjadi sosok suami/istri yang baik. Minta nasihat dan saran. Banyak sharing dan hearing dengan paara senior yang sudah terlebih dahulu menikah.
- Kriteria calon
Minta pandangan keluarga tentang calon menantu yang diidamkan. Ngobrol sama ibu, bapak. Kira-kira calon menantu seperti apa yang bapak/ibu inginkan. Setelah tau, segera sinkronkan dengan kriteria versi sendiri. Di luar sana banyak pernikahan yang gagal karena keluarga kurang srek dengan calon menantu, itulah pentingnya komunikasi.
Mencari calon yaitu dengan mencari seseorang yang masuk kriteria, bukan cinta buta terhadap seseorang. Dan memaksa-maksakan orang tersebut masuk kriteria. Jika memang orang tersebut tidak masuk kriteria, mbok ya gausah dipaksakan dia untuk berubah. Who knows Allah sudah menyiapkan seseorang yang lebih baik.
Dalam menentukan kriteria calon, banyak cara dan metodenya. Tapi pilihlah metode yang terbaik, dan yang terbaik dari yang terbaik ada di Alquran. Dan ini yang gua yakinin.
- Kesiapan Finansial Keluarga
Nikah butuh modal. Betul. Ketika kita memang belum punya ketahanan finansial yang cukup, dan butuh dukungan keluarga, maka mulailah ngobrol dengan keluarga. Sampaikan keinginan kita, dan tanyakan apakah kondisi keuangan keluarga bisa membantu keinginan tersebut. Jika belum, maka berusahalah lebih keras lagi, ikhtiar, hingga Allah yang mempermudah dan menunjukkan jalannya.
- Kesiapan Psikologi Keluarga
Menikah akan menghubungkan persaudaraan. Apakah keluarga besar sudah siap menerima anggota baru? Apakah keluarga sudah siap menerima karakter dan kebiasaan yang berbeda dari pasangan kita? Tentu hal ini harus menjadi perhatian. Jangan sampai ketika sudah menikah dan tinggal sementara di Pondok Indah Mertua, kehadiran kita tidak diinginkan oleh mertua, kakak ipar, dan tetangga sekitar. Sehingga timbul berbagai masalah. Intinya, ngobrol dengan keluarga itu penting agar tidak terjadi misscom di kemudian hari.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Hal penting dari visi misi pernikahan adalah bagaimana kita menemukan calon pasangan yang memiliki kemiripan visi misi dengan kita. Maka dari itu, disarankan sebelum menikah, kedua belah pihak saling bertukar pikiran mengenai rancangan dan gambaran pernikahan yang mereka inginkan. Ketika terjadi beda pandangan dalam hal prinsip seperti visi misi ini, dikhawatirkan kedepan pernikahannya tidak akan semulus pasangan yang memiliki kesamaan prinsip.
Selain itu, agama kita juga menyarankan untuk mencari pasangan yang sekufu. Maksud dari sekufu adalah kesepadanan dalam hal agama, manhaj, kedudukan, pendidikan, kekayaan, status sosial, dsb. Tujuannya tidak lain untuk mewujudkan hubungan yang harmonis dan saling nyambung antara kedua pasangan.
--------------------------------------------------------------------
Sebenernya masih ada beberapa pembahasan lagi, tapi ini udah terlalu panjang.... see u next week!
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Hal penting dari visi misi pernikahan adalah bagaimana kita menemukan calon pasangan yang memiliki kemiripan visi misi dengan kita. Maka dari itu, disarankan sebelum menikah, kedua belah pihak saling bertukar pikiran mengenai rancangan dan gambaran pernikahan yang mereka inginkan. Ketika terjadi beda pandangan dalam hal prinsip seperti visi misi ini, dikhawatirkan kedepan pernikahannya tidak akan semulus pasangan yang memiliki kesamaan prinsip.
Selain itu, agama kita juga menyarankan untuk mencari pasangan yang sekufu. Maksud dari sekufu adalah kesepadanan dalam hal agama, manhaj, kedudukan, pendidikan, kekayaan, status sosial, dsb. Tujuannya tidak lain untuk mewujudkan hubungan yang harmonis dan saling nyambung antara kedua pasangan.
--------------------------------------------------------------------
Sebenernya masih ada beberapa pembahasan lagi, tapi ini udah terlalu panjang.... see u next week!
Kenapa 4 maret dik
BalasHapuskebetulan pas hari sabtu
Hapus