Naskah Drama "Virga"
Postingan ini juga jadi salah satu korban delete pasca konflik batin yang lalu, tapi alhamdulillah sekarang udah berkenan repost lagi.
photo by : Ray Boren
VIRGA
Terbanglah!
Kejar semua angan yang sedari lama kau genggam. Bentangkan sayap perkasamu, lekas jelajahi masa depan.
Tak perlu risau bila hendak berkelana, karena sejauh manapun batas langkahmu, di titik itulah aku berhenti mengejar.
(Dirga berlari menuju kursi kosong)
Dirga : “Hai.. Apa kabar? Maaf membuatmu menunggu.”
Cahya : “Seperti biasanya, selalu begitu.”
Dirga : “Bagaimana skripsimu? Menyenangkan bukan bisa menjadi seorang calon perawat?”
Cahya : “Tolong jangan bahas itu sekarang.”
Cahya : “Bagaimana dengan dirimu? Manusia super sibuk.”
Dirga : “Aku selalu sehat dan bersemangat. Oh iya, apakah kamu sudah mendengar teori bahwa bumi kita ini berbentuk datar?”
Cahya : “Ilmu apalagi yang kamu pelajari disana. Kalian para scientist memang orang aneh.”
Dirga : “Ah kamu ini. Bicara soal bumi, kebetulan dua minggu lalu aku baru saja meraih medali emas olimpiade kebumian internasional.”
Cahya : “Eh serius? Kenapa baru bilang sekarang?”
Dirga : “Maafkan aku, saat dikarantina aku tidak banyak memegang HP.”
(Dirga merogoh ranselnya)
Dirga : “Oh iya, aku baru ingat. Aku juga punya foto saat pengalungan medali kejuaraan karate antarmahasiswa. Ini saat tim sepak bola kampusku mempertahankan juara bertahan. Dan ini, foto kegiatan Jambore Dunia di Tokyo Jepang. Lalu ini plakat penghargaan ketua BEM terbaik beberapa bulan lalu, dan...”
Cahya : “Dan semua itu dilalui tanpa aku.”
(Cahya memotong pembicaraan)
Dirga : “Loh, memangnya kenapa?”
Cahya : “Kamu masih saja begitu. Tenggelam dengan duniamu. Lupa ada pihak yang khawatir di seberang sana. Menunggu. Walau hanya sekedar balasan singkat pesan teks.”
Dirga : “Oh jadi selama ini kamu menunggu?”
Cahya : “Ah sudah, lupakan. Bagiku, pertemuan hari ini saja sudah cukup untuk membayar semua rasa cemas dan getir tentang kamu.”
Dirga : “Maafkan aku.”
(Cahya menatap kosong meja cafe)
Cahya : “Aku harap kamu tidak menjadi pelupa dengan satu hal ini..”
Dirga : “Tentang apa?”
Cahya : “Bukankah kamu pernah berjanji, akan mempertemukan kedua orangtua kita Ramadhan nanti?”
Dirga : “Oh soal lamaran? Ya aku ingat.”
Cahya : “Terus?”
Dimas : “Hmmm..”
Dimas : “Ya Rabb. Aku lupa. Ramadhan nanti aku harus terbang ke Turki untuk menjadi delegasi muda konferensi WHO. Sepertinya lamaran kita harus reschedule lagi. Maaf..”
Cahya : “A... apa?”
Dirga : “Entahlah. Tapi ini kenyataannya.”
Cahya : “Kamu selalu sigap untuk prestasi. Pasti sedia untuk olimpiade. Tak pernah menunda untuk pendidikan. Kenapa tidak sekalian kamu persunting saja karirmu itu?
Dirga : “Jangan marah. Aku sadar selama ini tidak pernah menghiraukanmu. Tapi percayalah, semua ini akan bermuara di masa depan..”
Cahya : “Dasar egois.”
Dirga : “.. Huh.. tapi kamu harus tahu, hingga detik ini, masa depan terbesarku adalah.. kamu.”
(Pipi Cahya berubah kemerahan)
Cahya : “Ah Ga, aku jadi kehabisan alasan untuk tidak mencintaimu.”
Jangan pernah ragu untuk melepas merpati terbaik. Karena dia selalu tahu, ke mana harus pulang.
Kutitipkan salam kepada hembusan angin. Kusampaikan rindu melalui tetesan hujan. Kupanjatkan doa perantara butir embun. Ku dekap dalam. Dalam sekali. Hingga atmosfer pun menghangat karenanya.
Akulah tempat kau kembali, cahaya yang teguh benderang.
----------------------
*note
Virga adalah fenomena alam yang terjadi di atmosfer berupa presipitasi awan (hujan) yang tidak sampai ke permukaan bumi.
Komentar
Posting Komentar